Soko Berita

Apa Saja Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha? Ketahui Keutamaan dan Bacaan Niat dalam Bahasa Arab Latin

Berikut ini penjelasan 3 jenis puasa sunnah sebelum Idul Adha, lengkap dengan bacaan niat serta keutamaan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW sebelum hari raya.

By Pipin Lukmanul Hakim  | Sokoguru.Id
08 Mei 2025
<p>Ilustrasi ucapan gambar selamat Idul Adha. Berikut ini tiga jenis puasa sebelum Idul Adha yang dianjurkan kepada umat Islam lengkap bacaan niat dan keutamaannya. (Foto: Freepik).</p>

Ilustrasi ucapan gambar selamat Idul Adha. Berikut ini tiga jenis puasa sebelum Idul Adha yang dianjurkan kepada umat Islam lengkap bacaan niat dan keutamaannya. (Foto: Freepik).

SOKOGURU - Menjelang Lebaran Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, satu di antaranya dengan melaksanakan puasa sunnah.

Puasa sunnah ini memiliki keutamaan yang besar, dan disebutkan dalam berbagai hadis Nabi Muhammad SAW. Selain itu, bagi siapa saja yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala.

Satu di antara amalan yang sangat dianjurkan menjelang Idul Adha adalah puasa sunnah yang dilakukan pada awal bulan Dzulhijjah. Selain mendatangkan pahala besar, puasa ini juga bisa dijadikan sebagai bentuk persiapan spiritual untuk menyambut hari raya kurban.

Lantas, apa aja puasa sunnah menjelang Idul Adha 2025?

Terdapat beberapa jenis puasa sunnah yang bisa dilakukan pada awal bulan Dzulhijjah atau sebelum Idul Adha, yakni puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah.

Berikut ini penjelasan tiga jenis puasa sebelum Idul Adha, lengkap dengan bacaan niat dalam bahasa Arab latin dan artinya.

1. Puasa Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah)

Puasa ini dilakukan pada tujuh hari pertama bulan Dzulhijjah, yakni tepatnya mulai tanggal 1 sampai 7. Hari-hari ini termasuk ke dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yang memiliki keutamaan luar biasa di sisi Allah SWT.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh." (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir).

Meski puasa puasa hari-hari ini tidak diwajibkan, melaksanakannya sebagai bentuk ibadah tambahan akan sangat bernilai pahala.

Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah:

Arab latin: Nawaitu shouma syahri Dzulhijjah sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala.

2. Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)

Puasa sunnah ini dilakukan tepat pada tanggal 8 Dzulhijjah atau sehari sebelum wukuf di Arafah bagi jamaah haji. Tarwiyah sendiri berasal dari kebiasaan para jemaah haji zaman dulu yang mengambil air (bertarwiyah) untuk persiapan ke Arafah.

Keutamaan puasa Tarwiyah disebutkan dalam sebuah riwayat: "Barang siapa berpuasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa satu bulan. Dan untuk puasa hari Tarwiyah seperti puasa satu tahun. Sedangkan untuk puasa hari Arafah seperti puasa dua tahun." (HR. Ali Al-Muhairi, At-Thibbi, Abu Sholeh, dan Ibnu Abbas).

Bacaan Niat Puasa Tarwiyah:

Arab latin: Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah Ta'ala.

3. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)

Puasa ini merupakan yang paling utama di antara kedua puasa di atas, yang dilakukan pada 9 Dzulhijjah, atau tepatnya satu hari sebelum Idul Adha.

Hari Arafah merupakan hari wukuf di Arafah bagi jamaah haji, dan bagi umat Islam yang tidak berhaji, dianjurkan untuk melaksanakan puasa.

Rasulullah SAW bersabda: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapus dosa setahun yang lalu, dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim).

Bacaan Niat Puasa Arafah:

Arab latin: Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: Saya niat puasa Arafah karena Allah Ta'ala.

Sedangkan orang yang sedang melaksanakan ibadah haji tidak disyariatkan untuk berpuasa pada hari Arafah, agar memiliki kekuatan untuk wukuf dan ibadah lainnya.

Sebab, aktivitas pada hari Arafah sangat menguras tenaga, dan membutuhkan kekuatan fisik serta fokus untuk beribadah. (*)